Artikel

Sabtu, 16 November 2019



GREEN COMPUTING
Pembahasan isu mengenai Sustainable Development Goals (SDGs) menjadi salah satu topik hangat dalam masyarakat global. Hal ini didukung oleh fakta bahwa kondisi bumi yang manusia tinggali saat ini semakin memburuk. Banyak upaya yang dilakukan masyarakat dan dunia untuk mempertahankan dan membangun kembali bumi sehingga menjadi tempat yang layak huni. Salah satu bentuk upaya yang dilakukan masyarakat global ialah dengan diadopsinya 17 Tujuan Pembangunan Bekelanjutan oleh 193 negara anggota PBB pada tahun 2015.
“Energi bersih dan terjangkau” dalam 17 Tujuan Pembangunan Bekelanjutan menjadi faktor pendukung green computing. Green computing adalah perilaku menggunakan sumber daya komputasi secara efisien, dengan cara memaksimalkan energi, memperpanjang masa pakai perangkat keras, meminimalkan penggunaan kertas, dan beberapa hal teknis lainnya. Sasaran utama green computing adalah bumi, manusia, serta laba.
Green computing tercetus dari Badan Perlindungan Lingkungan di Amerika yang meluncurkan program Energy Star pada tahun 1992. Energy star adalah sebuah program yang melabeli efisiensi energi pada hardware dan sumber daya komputer yang ramah lingkungan dan hemar energi. Pada dasarnya, efisiensi penggunaan computer dan komputasi adalah green computing.
Ada empat pendekatan yang dilakukan dalam konsep green computing:
  1. Green use
    Meminimalkan konsumsi listrik perangkat computer dalam cara yang ramah lingkungan
  2. Green disposal
    Membuat kembali computer yang sudah ada/ mendaur ulang perangkat elektronik yang tidak digunakan.
  3. Green design
    Merancang computer yang hemat energi, server, printer, proyektor dan perangkat digital lainnya.
  4. Green Manufactur
Meminimalkan limbah selama proses pembuatan computer dan mengurangi dampak terhadap lingkungan
Ada tiga katogri umum untuk menjadi “green” dalam dunia IT, yakni:
  • Meningkatkan efisiensi energi dengan mengurangi jejak karbon
  • Mengurangi penggunaan barang elektronik
  • Melakukan perubahan terhadap gaya hidup dengan dampak yang rendah untuk lingkungan
Contoh strategi green computing yang dapat diterapkan menggunakan virtualisasi untuk mengurangi jumlah server, menggunakan virtualisasi untuk mengurangi tenaga dan pembuangan kebutuhan dari desktop, mengganti sistem berdasarkan kerta dengan online sistem komunikasi.
Ada bebeapa cara sebagai pengguna IT dan komputer untuk mendukung green computing:
  • Jangan meninggalkan computer tetap beroperasi pada tengah malam dan hari libur
  • Mengurangi tingkat cahaya layar bias meningkatkan CRT ( cathode ray tube)
  • Gunakan printer untuk mencetak 2 sisi dokumen
Green computing memiliki dua dampak secara general yaitu:
  • Virtualization
  • Power management
Beberapa alasan mengapa manusia perlu mengadopsi green computing
  1. Pertumbuhan yang cepat dari internet: Mempengaruhi size dan jumlah dalam pusat datA
  2. Meningkatkan densitas daya peralatan
  3. Penuingkatan kebutuhan pendinginan
    Semakin padat data server akan seiringan dengan tambah panas suhu dari data center, sehingga memerlukan pendingin yang lebih tinggi, sebuah server membutuhkan sekitar 1-1.5 watt pendinginan untuk setiap watt daya yang digunakan
  4. Peningkatan biaya energi
  5. Pembatasan pasokan energid an akses
  6. Tingkat utilaisasi server rendah
    Efisiensi data center adalah masalah utama dalam hal penggunaan energi. Tingkat utilisasi server rata-rata 5-10% untuk pusat data yang besar. Utilisasi server yang rendah berati perusahaan membayar lebih untuk energi, pemeliharaan, dukungan operasi, sementara kapasitas yang digunakan kecil.
  7. Kesadaran akan dampak TI terhadap lingkungan
 HUBUNGAN DENGAN SMART CITY

Smart city
Kota pintar (juga kota kabel) menggunakan teknologi digital untuk meningkatkan kinerja dan kenyamanan, untuk mengurangi biaya
dan konsumsi sumber daya, dan untuk terlibat lebih efisien dan aktif dengan warganya. Sektor-sektor kunci 'pintar'
termasuk transportasi, energi, perawatan kesehatan, air dan limbah. Kota cerdas harus dapat merespons kota dengan lebih cepat dan
tantangan global. Ketertarikan pada kota pintar dimotivasi oleh tantangan besar, termasuk perubahan iklim, ekonomi
penataan ulang, dan pindah ke ritel dan hiburan online, populasi yang menua, dan tekanan pada publik
keuangan. Kota-kota 'pintar' terdiri dari Chicago, Boston, Barcelona, ​​dan Stockholm di AS.

1. Jaringan Kota Cerdas
Smart City Networks adalah dermawan terkemuka di negara untuk kualitas, teknologi canggih dan telekomunikasi
layanan untuk pemukiman, pameran dagang dan industri acara.
2. Smart City Telecom
Layanan Smart City Telecom untuk semua tempat tinggal, taman hiburan, hotel, restoran, toko ritel dan luas
kantor dan fasilitas pendukung yang berlokasi di seluruh Area Sertifikat. Dan layanan kota pintar lainnya adalah Broad
konektivitas band, Internet Segalanya, Perangkat Pribadi Cerdas, Komputasi Hijau, dan Analisis Big Data

Kota Cerdas dengan Keamanan Cyber

Namun, selama beberapa tahun terakhir, dengan worm dan malware seperti Stuxnet masuk ke posisi depan, the
kemungkinan kehidupan reel menjadi nyata tampaknya sangat dekat. Stuxnet menandai DAS dalam peperangan virtual oleh
menginfeksi infrastruktur kritis dan mengirim bahkan mesin yang dijaga ketat berputar sangat tidak terkendali.
Sekarang potensi ini tampaknya telah tumbuh lebih kompleks dengan serangan cyberspionage baru yang digunakan oleh
kelompok-kelompok seperti Dragonfly yang menghantam lebih dari 1.000 perusahaan, melumpuhkan infrastruktur kritis di banyak negara. Sementara
tekad utama dari 'infeksi' ini adalah untuk mendapatkan basis di jaringan perusahaan yang terpukul, serangan juga
mengungkapkan bahwa kelompok Dragonfly sekarang memiliki kompetensi untuk menyerang infrastruktur vital jika ia mau.
3. Komputasi Hijau
Green Computing adalah penggunaan teknologi berbasis Internet untuk penyediaan layanan [1], yang berasal dari
Hijau sebagai simbol untuk Internet, berdasarkan representasi dalam diagram jaringan komputer untuk abstrak
infrastruktur rumit yang disembunyikannya
ketika konsumen mengunjungi aplikasi yang dilayani oleh Green pusat, yang bertempat di satu atau lebih pusat data1.
konsumsi sumber daya, dan penyediaan sumber daya kuning. Peran koordinator untuk penyediaan sumber daya adalah
ditunjuk oleh merah dan dikendalikan secara terpusat. Pusat data adalah fasilitas, dengan perangkat keamanan yang diperlukan dan
sistem lingkungan (mis. AC dan pemadaman kebakaran), untuk menampung server pertanian, koleksi
server komputer yang dapat memenuhi kebutuhan server jauh melampaui kemampuan satu mesin. Khas
konfigurasi ketika konsumen mengunjungi aplikasi yang dilayani oleh Green tengah, yang bertempat di satu atau lebih
Pusat Data. Hijau melambangkan konsumsi sumber daya, dan penyediaan sumber daya kuning. Peran koordinator
untuk penyediaan sumber daya ditunjuk oleh merah, dan Sumber Daya dikendalikan secara terpusat, dan dalam upaya mereka untuk skala
bisnis utama mereka telah memperoleh keahlian dan perangkat keras yang cukup besar. Bagi mereka, Green Computing adalah sebuah cara
untuk menjual kembali ini sebagai produk baru sambil berekspansi ke pasar baru. Konsumen termasuk pengguna sehari-hari,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar