3 Negara Yang Berhasil Menerapkan Green Computing
Indonesia
Surabaya
Kota Surabaya merupakan ibukota dari provinsi Jawa Timur.
Kota Surabaya menerapkan smart city di tiga bidang, yaituy Smart Governance,
Smart Living dan Smart Environment. Contohnya adalah adanya sistem peringatan
dini terhadap adanya bencana alam, sistem pengelolaan sampah dan pemantauan
volume pembuangan sampah berbasis teknologi, sistem administrasi perijinan
berbasiskan teknologi dan online untuk meningkatkan mutu layanan public, system
monitoring di area publik untuk meningkatkan keamanan lingkungan dan pemantauan
lingkungan non stop. Kota Surabaya memperoleh penghargaan untuk ketiga bidang
penerapan smart city pada ajang Smart City Award 2011.
Bandung
Kota bandung merupakan ibukota dari provinsi jawa barat dan
salah satu kota terbesar di Indonesia. Kota bandung merupakan salah satu
pelopor Smart City. Yang menjadi poin utama penerapan smart city di kota
bandung antara lain adalah di bidang transportasi, navigasi, pembelajaran,
parker, rumah, pengawasan, energy dan system peringatan dini terhadap bencana.
Sejumlah produk berupa aplikasi untuk smart city yang juga banyak dirilis oleh
programmer bandung. Bandung juga memiliki sejumlah kegiatan yang berhubungan
dengan green computing, cloud computing dan smart city. Kegiatan tersebut
diadakan oleh pemerintah kota bandung, institusi pendidikan dan sejumlah
perusahaan.
Jakarta
Sebagai ibukota dari Negara Republik Indonesia, Jakarta tak
mau kalah dengan kota-kota lain yang ada di Indonesia. Implementasi smart city
yang ada di Jakarta antara lain E-Government, pengambilan keputusan melibatkan
masyarakat secara digital, dan sejumlah layanan berbasis online. Ini juga di
dukung oleh penataan kota yang lebih baik dan penyediaan akses internet di
sejumlah ruang public.
Denmark
Terletak sekitar seratus mil barat laut Kopenhagen, Aarhus telah ditetapkan sebagai Ibukota
Kebudayaan Eropa 2017, dan kota serta wilayah Denmark tengah menerima gelar Wilayah Gastronomi
Eropa 2017.Untuk melihatnya sekarang adalah menyaksikan sebuah kota mengalami transformasi,
ketika pasar makanan baru, jaringan kereta api ringan, perpustakaan futuristik, hotel yang diperbarui,
dan restoran bernilai-sentris sebuah alternatif dari harga selangit Copenhagen telah menghidupkan
kembali kota Denmark ini.Tetapi makeover Aarhus telah dilakukan selama beberapa tahun terakhir.
Pada tahun 2009 ia mengumumkan rencana untuk menjadi netral karbon pada tahun 2030, dan sejak
saat itu tetap berada di jalur yang benar. Kota ini telah mengevaluasi 70-lebih teknologi baru untuk
menentukan mana yang akan memiliki dampak terbesar pada pengurangan karbon.
Kota Aarhus di Denmark malah menjadi kota yang kini dikenal sebagai ibu kota Eropa di bidang budaya sekaligus smart city. Aarhus merupakan kota yang cocok bagi para pecinta kuliner karena memiliki banyak pasar makanan yang bisa dikunjungi.
Selain itu, Aarhus juga dilengkapi dengan perpustakaan futuristik dan aneka hotel bertema kreatif. Rencananya, Aarhus juga akan menetapkan kota mereka sebagai kota bebas emisi karbon di tahun 2030.
Tokyo dan Yokohama, Jepang
Jepang menjadikan dua kotanya ini berada pada jajaran 10 smart
city terbaik di dunia. Kekuatan transportasi menjadikan Tokyo yang
berpenduduk 35 juta sebagai smart city. Subway yang
dibangun pemerintah Jepang dengan peta yang terhubung dengan seluruh tujuan
bepergian warganya menjadikan arus lalu lintas lebih teratur dan tertib. Meski
penggambaran jalur terlihat rumit, minat masyarakat sangat tinggi untuk
menggunakan kendaraan umum tersebut.
Sementara Yokohama memiliki keunggulan lingkungan hidup yang
dapat dijadikan contoh smart city. Dengan jumlah penduduk 3,7 juta
jiwa, Yokohama membangun proyek infrastruktur untuk memberikan fasilitas ‘renewable
energies’ dengan skala yang besar. Ini semua dapat mentransformasi menjadi
kota yang rendah karbon.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar