Artikel

Sabtu, 23 November 2019



3 Negara  Yang Berhasil Menerapkan Green Computing

Indonesia

 Surabaya

Kota Surabaya merupakan ibukota dari provinsi Jawa Timur. Kota Surabaya menerapkan smart city di tiga bidang, yaituy Smart Governance, Smart Living dan Smart Environment. Contohnya adalah adanya sistem peringatan dini terhadap adanya bencana alam, sistem pengelolaan sampah dan pemantauan volume pembuangan sampah berbasis teknologi, sistem administrasi perijinan berbasiskan teknologi dan online untuk meningkatkan mutu layanan public, system monitoring di area publik untuk meningkatkan keamanan lingkungan dan pemantauan lingkungan non stop. Kota Surabaya memperoleh penghargaan untuk ketiga bidang penerapan smart city pada ajang Smart City Award 2011.

Bandung
Kota bandung merupakan ibukota dari provinsi jawa barat dan salah satu kota terbesar di Indonesia. Kota bandung merupakan salah satu pelopor Smart City. Yang menjadi poin utama penerapan smart city di kota bandung antara lain adalah di bidang transportasi, navigasi, pembelajaran, parker, rumah, pengawasan, energy dan system peringatan dini terhadap bencana. Sejumlah produk berupa aplikasi untuk smart city yang juga banyak dirilis oleh programmer bandung. Bandung juga memiliki sejumlah kegiatan yang berhubungan dengan green computing, cloud computing dan smart city. Kegiatan tersebut diadakan oleh pemerintah kota bandung, institusi pendidikan dan sejumlah perusahaan.



 Jakarta

Sebagai ibukota dari Negara Republik Indonesia, Jakarta tak mau kalah dengan kota-kota lain yang ada di Indonesia. Implementasi smart city yang ada di Jakarta antara lain E-Government, pengambilan keputusan melibatkan masyarakat secara digital, dan sejumlah layanan berbasis online. Ini juga di dukung oleh penataan kota yang lebih baik dan penyediaan akses internet di sejumlah ruang public.

Denmark


 Terletak sekitar seratus mil barat laut Kopenhagen, Aarhus telah ditetapkan sebagai Ibukota 
Kebudayaan Eropa 2017, dan kota serta wilayah Denmark tengah menerima gelar Wilayah Gastronomi 
Eropa 2017.Untuk melihatnya sekarang adalah menyaksikan sebuah kota mengalami transformasi, 
ketika pasar makanan baru, jaringan kereta api ringan, perpustakaan futuristik, hotel yang diperbarui, 
dan restoran bernilai-sentris sebuah alternatif dari harga selangit Copenhagen telah menghidupkan 
kembali kota Denmark ini.Tetapi makeover Aarhus telah dilakukan selama beberapa tahun terakhir.
Pada tahun 2009 ia mengumumkan rencana untuk menjadi netral karbon pada tahun 2030, dan sejak 
saat itu tetap berada di jalur yang benar. Kota ini telah mengevaluasi 70-lebih teknologi baru untuk 
menentukan mana yang akan memiliki dampak terbesar pada pengurangan karbon.
         Kota Aarhus di Denmark malah menjadi kota yang kini dikenal sebagai ibu kota Eropa di bidang budaya sekaligus smart city. Aarhus merupakan kota yang cocok bagi para pecinta kuliner karena memiliki banyak pasar makanan yang bisa dikunjungi.
         Selain itu, Aarhus juga dilengkapi dengan perpustakaan futuristik dan aneka hotel bertema kreatif. Rencananya, Aarhus juga akan menetapkan kota mereka sebagai kota bebas emisi karbon di tahun 2030.



Tokyo dan Yokohama, Jepang

Jepang menjadikan dua kotanya ini berada pada jajaran 10 smart city terbaik di dunia. Kekuatan transportasi menjadikan Tokyo yang berpenduduk 35 juta sebagai smart citySubway yang dibangun pemerintah Jepang dengan peta yang terhubung dengan seluruh tujuan bepergian warganya menjadikan arus lalu lintas lebih teratur dan tertib. Meski penggambaran jalur terlihat rumit, minat masyarakat sangat tinggi untuk menggunakan kendaraan umum tersebut.
Sementara Yokohama memiliki keunggulan lingkungan hidup yang dapat dijadikan contoh smart city. Dengan jumlah penduduk 3,7 juta jiwa, Yokohama membangun proyek infrastruktur untuk memberikan fasilitas ‘renewable energies’ dengan skala yang besar. Ini semua dapat mentransformasi menjadi kota yang rendah karbon.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar