Artikel

Sabtu, 16 November 2019




Cloud Computing Pada E-Lerning

           Sekilas perlu kita pahami ulang apa e-Learning itu sebenarnya. E-Learning adalah pembelajaran jarak jauh (distance Learning) yang memanfaatkan teknologi komputer, jaringan komputer dan/atau Internet. E-Learning memungkinkan pembelajar untuk belajar melalui komputer di tempat mereka masing-masing tanpa harus secara fisik pergi mengikuti pelajaran/perkuliahan di kelas. E-Learning sering pula dipahami sebagai suatu bentuk pembelajaran berbasis web yang bisa diakses dari intranet di jaringan lokal atau internet. Sebenarnya materi e-Learning tidak harus didistribusikan secara on-line baik melalui jaringan lokal maupun internet, distribusi secara off-line menggunakan media CD/DVD pun termasuk pola e-Learning. Dalam hal ini aplikasi dan materi belajar dikembangkan sesuai kebutuhan dan didistribusikan melalui media CD/DVD, selanjutnya pembelajar dapat memanfatkan CD/DVD tersebut dan belajar di tempat di mana dia berada.
Ada beberapa pengertian berkaitan dengan e-Learning sebagai berikut :
·         Pembelajaran jarak jauh.
E-Learning memungkinkan pembelajar untuk menimba ilmu tanpa harus secara fisik menghadiri kelas. Pembelajar bisa berada di Semarang, sementara “instruktur” dan pelajaran yang diikuti berada di tempat lain, di kota lain bahkan di negara lain. Interaksi bisa dijalankan secara on-line dan real-time ataupun secara off-line atau archieved.
Pembelajar belajar dari komputer di kantor ataupun di rumah dengan memanfaatkan koneksi jaringan lokal ataupun jaringan Internet ataupun menggunakan media CD/DVD yang telah disiapkan. Materi belajar dikelola oleh sebuah pusat penyedia materi di kampus/universitas, atau perusahaan penyedia content tertentu. Pembelajar bisa mengatur sendiri waktu belajar, dan tempat dari mana ia mengakses pelajaran.
·         Pembelajaran dengan perangkat komputer
E-Learning disampaikan dengan memanfaatkan perangkat komputer. Pada umumnya perangkat dilengkapi perangkat multimedia, dengan cd drive dan koneksi Internet ataupun Intranet lokal. Dengan memiliki komputer yang terkoneksi dengan intranet ataupun Internet, pembelajar dapat berpartisipasi dalam e-Learning. Jumlah pembelajar yang bisa ikut berpartisipasi tidak dibatasi dengan kapasitas kelas. Materi pelajaran dapat diketengahkan dengan kualitas yang lebih standar dibandingkan kelas konvensional yang tergantung pada kondisi dari pengajar.
·         Pembelajaran formal vs. informal
E-Learning bisa mencakup pembelajaran secara formal maupun informal. E-Learning secara formal, misalnya adalah pembelajaran dengan kurikulum, silabus, mata pelajaran dan tes yang telah diatur dan disusun berdasarkan jadwal yang telah disepakati pihak-pihak terkait (pengelola e-Learning dan pembelajar sendiri). Pembelajaran seperti ini biasanya tingkat interaksinya tinggi dan diwajibkan oleh perusahaan pada karyawannya, atau pembelajaran jarak jauh yang dikelola oleh universitas dan perusahaan-perusahaan (biasanya perusahan konsultan) yang memang bergerak di bidang penyediaan jasa e-Learning untuk umum. E-Learning bisa juga dilakukan secara informal dengan interaksi yang lebih sederhana, misalnya melalui sarana mailing list, e-newsletter atau website pribadi, organisasi dan perusahaan yang ingin mensosialisasikan jasa, program, pengetahuan atau keterampilan tertentu pada masyarakat luas (biasanya tanpa memungut biaya).
·         Pembelajaran yang ditunjang oleh para ahli di bidang masing-masing.
Walaupun sepertinya e-Learning diberikan hanya melalui perangkat komputer, e-Learning ternyata disiapkan, ditunjang, dikelola oleh tim yang terdiri dari para ahli di bidang masing-masing, yaitu:
1.    Subject Matter Expert (SME) atau nara sumber dari pelatihan yang disampaikan
2.    Instructional Designer (ID), bertugas untuk secara sistematis mendesain materi dari SME menjadi materi e-Learning dengan memasukkan unsur metode pengajaran agar materi menjadi lebih interaktif, lebih mudah dan lebih menarik untuk dipelajari
3.    Graphic Designer (GD), mengubah materi text menjadi bentuk grafis dengan gambar, warna, dan layout yang enak dipandang, efektif dan menarik untuk dipelajari
4.    Ahli bidang Learning Management System (LMS). Mengelola sistem di website yang mengatur lalu lintas interaksi antara instruktur dengan siswa, antarsiswa dengan siswa lainnya.
Di sini, pembelajar bisa melihat modul-modul yang ditawarkan, bisa mengambil tugas-tugas dan test-test yang harus dikerjakan, serta melihat jadwal diskusi secara maya dengan instruktur, nara sumber lain, dan pembelajar lain. Melalui LMS ini, siswa juga bisa melihat nilai tugas dan test serta peringkatnya berdasarkan nilai (tugas ataupun test) yang diperoleh.
E-Learning tidak diberikan semata-mata oleh mesin, tetapi seperti juga pembelajaran secara konvensional di kelas, e-Learning ditunjang oleh para ahli di berbagai bidang terkait.

Manfaat E-Learning
Adapun kegunaan atau manfaat dari proses belajar E-learning antara lain:
  1. E-learning menawarkan flesibilitas dalam pemilihan waktu dan tempat untuk mengakses perjalanan.
  2. Belajar mandiri, E-learning memberikan kesempatan untuk pembelajar secara mandiri memegang kendali terhadap keberhasilan belajar
  3. Efisiensi biaya. E-learning menawarkan efisiensi biaya dalam hal ini administrasi penyelenggara, efisiensi penyediaan sarana dan fasilitas fisik dalam belajar dan efisiensi biaya untuk pembelajar merupakan biaya transportasi dan akomodasi.
Sedangkan Pranoto, dkk (2009:309) menyatakan, manfaat dari E-Learning adalah:
  • Pemakaian E-learning sebagai penunjang jalannya proses belajar dapat meningkatkan daya serap mahasiswa terhadap materi yang diajarkan.
  • Meningkatkan partisipasi aktif dari mahasiswa
  • Meningkatkan kemampuan belajar mandiri dari mahasiswa
  • Meningkatkan kemampuan kualitas materi pendidik dan pelatihan
  • Meningkatkan kemampuan menampilkan informasi dengan perangkat teknologi informasi, yang mana dengan perangkat biasa dapat mengalami kesulitan.
Kelebihan E-Learning
Kelebihan E-learning yaitu menawarkan fleksibilitas, interaktivitas, kecepatan, visualisasi dengan berbagai kelebihan dari masing-masing media (Sujana, 2005:253).
Sedangkan menurut L. Tjokro (2009:187), E-learning mempunyai banyak kelebihan, antara lain:
  • Bisa dengan mudah diserap, maksudnya menggunakan fasilitas multimedia dalam bentuk gambar, teks, animasi, suara, video
  • Jauh lebih efektif dalam biaya, maksudnya tidak membutuhkan infrastruktur, tidak membutuhkan minimum audiensi, dapat dimana saja, dapat kapan saja, murah untuk diperbanyak
  • Dapat lebih praktis, artinya tidak banyak formalitas kelas, langsung pada pokok bahasan, mata pelajaran sesuai keperluan
  • Tersedia dalam 24 jam/hari-7hari/minggu, maksudnya penguasaan materi bergantung dari semangan dan daya serap siswa, dapat dimonitor, dapat diuji dengan suatu test.

Kekurangan E-Learning
L.Gavriloka (2006:354) menyatakan kekurangan E-learning yaitu pembelajaran dengan model ini memerlukan alat-alat tambahan yang lebih (seperti komputer, monitor, keyboard dan lain sebagainya).
Selanjutnya menurut Nursalam (2008:140), kekurangan E-learning adalah:
  1. Kurangnya interaksi dari pengajar dan pelajar atau bahkan antara pelajar dengan pelajar.
  2. Cenderung mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial dan sebaliknya membuat tumbuhnya aspek bisnis/komersial
  3. Proses belajar mengajar memiliki kecenderungan pada arah pelatihan dibanding dengan pendidikan
  4. Berubahnya peran pengajar dari yang awalnya menguasai teknik pembelajaran konvensional, kini harus mengetahui teknik pembelajaran yang memanfaatkan ICT (Information, communication dan technology).
  5. Tidak semua tempat ada fasilitas internet (mungkin hal ini berhubungan dengan masalah tersedianya listrik, telepon maupun komputer)
  6. Kurangnya sumber daya manusia yang memiliki keahlian internet
  7. Kurangnya penguasaan bahasa komputer
  8. Akses terhadap komputer yang tidak sepadan bisa menjadi masalah tersendiri untuk peserta didik
  9. Tersedianya infrastruktur yang dapat terpenuhi
  10. Peserta didik dapat frustrasi apabila mereka tidak dapat mengakses grafik, gambar, dan video karena peralatan yang tidak memadai
  11. Informasi bisa bervariasi dalam kualitas dan akurasi menjadikan panduan dan firu pertanyaan dibutuhkan
  12. Peserta didik dapat merasa terisolasi



Cloud Computing Pada E-Lerning

Cloud computing terdiri dari dua kata yaitu Cloud dan Computing. Cloud biasa diartikan
sebagai awan yang dimaksud awan ini adalah internet sedangkan Computing adalah proses
komputasi. Cloud computing adalah perkembangan terkini dari client server. Aplikasi dan file di
simpan di “awan” awan tersebut terdiri dari ratusan atau bahkan ribuan komputer yang
terhubung bersama-sama dan bias diakses melalui internet (Wahana, 2011).
Cloud computing atau komputasi awan ialah teknologi yang memanfaatkan layanan
internet menggunakan pusat server yang bersifat virtual dengan tujuan pemeliharaan data dan
aplikasi (Syaikhu, 2010). Menurut (ELCOM, 2012) dijelaskan bahwa Cloud computing adalah
gabungan antara pemanfaatan teknologi komputer dengan pengembangan berbasis internet.
Cloud computing dapat diartikan sebagai teknologi komputer yang menggunakan internet
sebagai medianya. Cloud computing memanfaatkan kemampuan pemrosesan dari banyak
komputer antar jaringan yang kemampuannya dapat disesuaikan dengan kebutuhan pengguna.
Intinya kebutuhan yang harus ada untuk menggunakan cloud computing adalah sebuah
komputer dan koneksi internet.
Tidak semua aplikasi berbasis web dapat dimasukkan ke dalam kategori cloud computing.
Ada lima kriteria yang harus dipenuhi oleh sebuah sistem untuk bisa di masukkan dalam
keluarga cloud computing, NIST (National Institute of Standards and Technology)
mengidentifikasi lima karakteristik yaitu (Syaikhu, 2010) :
1. Swalayan (On-demand self-service)
Pengguna dapat menetapkan sendiri kualitas dan kuantitas layanan yang dibutuhkan
tanpa perlu bertatap muka langsung dengan pihak penyedia layanan. Semua
dilakukan sesuai kehendak pengguna melalui jaringan internet.
2. Akses Pita Lebar (Broad network access)
Kemampuan yang tersedia melalui jaringan dan dapat diakses melalui melalui
berbagai perangkat seperti telepon selular, laptop dan PDA (Personal Digital
Assistant).
3. Sumber daya Terkelompok (Resource pooling)
Penyatuan sumberdaya komputasi yang dimiliki penyedia untuk melayani beberapa
konsumen menggunakan model multi-penyewa, Mekanisme multi- penyewa ini
memungkinkan sejumlah sumberdaya komputasi digunakan secara bersama-sama
oleh sejumlah user, di mana sumberdaya tersebut dapat dialokasikan secara dinamis
untuk kebutuhan pengguna/pelanggan sesuai permintaan.
4. Elastis (Rapid elasticity)
Kemampuan dapat dengan cepat dan elastis ditetapkan. Kemampuan untuk
menambah atau mengurangi sumber daya yang digunakan dapat dilakukan secara
cepat dan efisien. Dengan demikian, kemampuan cloud computing seolah-olah
kapasitas yang tersedia tidak terbatas besarnya dan dapat “dibeli” kapan saja dengan
jumlah berapa saja.
5. Layanan Terukur (Measured Service)
Sistem cloud computing secara otomatis mengawasi dan mengoptimalkan
penggunaan sumber-daya dengan memanfaatkan kemampuan pengukuran
(metering). Penggunaan sumber daya dapat diawasi, dikontrol, dan dilaporkan
sehingga memberikan ketransparanan kepada penyedia layanan maupun pengguna
layanan.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Penggunaan e-learning dibagi menjadi 2 kelompok yaitu user dan administrator. User
dibagi menjadi tiga yaitu pengajar, member dan pengunjung. User merupakan pemakai dalam
situs web e-learning, sedangkan administrator adalah seorang yang bertanggung-jawab atas
pengolahan sistem e-learning sehingga menjadi terkontrol, berikut adalah penjelasan dari
masing-masing pengguna :
1. Administrator
Administrator berperan sebagai pengelola dan bertanggung jawab atas sistem elearning. Administrator dapat melakukan proses manipulasi seperti penambahan,
perubahan dan penghapusan data yang ada pada sistem dengan kata lain
administrator diberikan hak untuk melakukan pengolahan data.
2. Pengajar
Pengajar berperan memberikan pengajaran kepada member, memberikan latihan
penguasaan materi.
3. Member
Member yang telah terverifikasi menjadi peserta mempunyai akses terhadap materi
yang diberikan pengajar.
4. Pengunjung
Pengunjung dalam web e-learning yang menggunakan fasilitas yang terbatas
pengunjung hanya dapat mengakses tampilan utama, berita, about us serta forum
registrasi hal ini dikarenakan tamu tidak melakukan proses otentifikasi sehingga hak
akses yang diberikan terbatas.
Sistem e-learning yang akan dibangun dapat diakses secara langsung oleh semua
pengguna akan tetapi pengguna yang tidak terdaftar tidak dapat menggunakan semua fitur yang
disediakan. Pengguna yang ingin dapat menikmati semua kegunaan dari e-learning maka harus
mendaftar terlebih dahulu. Setelah pengguna masuk ke dalam sistem e-learning dengan
menggunakan login masing-masing, pengguna selanjutnya dapat mulai menggunakan semua
fitur yang disediakan.
Perancangan sistem yang disajikan dalam pembuatan e-learning terdiri dari beberapa
halaman web yang tiap halaman saling berhubungan. Untuk mengetahui kebutuhan dari sistem
yang akan dibangun, maka dirancang suatu desain sistem yang menggambarkan tahapantahapan untuk mendesain program melalui suatu alat pemodelan


Tidak ada komentar:

Posting Komentar