Artikel

Sabtu, 07 Desember 2019


ISU PEMBUATAN SATELIT LUAR ANGKASA YANG  BERBUHUNGAN DENGAN CLOAD COMPUTING


Pada era 1960-an, sejumlah negara berlomba dalam melakukan eksplorasi antariksa. Selain untuk mencari pengetahuan mengenai jagat raya, eksplorasi antariksa juga menjadi persaingan, terutama oleh Amerika Serikat dengan Uni Soviet. Manusia tak puas saat berhasil mencapai orbit bumi atau mendarat di bulan. Tantangan kembali hadir untuk membuat "tempat singgah" saat manusia berada di luar angkasa. Langkah ini dilakukan oleh Uni Soviet pada 48 tahun yang lalu, tepatnya 19 April 1971 dengan meluncurkan stasiun luar angkasa ke antariksa. Dilansir dari Britannica, stasiun luar angkasa ini diluncurkan dengan menggunakan roket Proton-K di Kosmodrom Baikonur, Kazakstan. Peluncuran ini berfungsi sebagai tempat tinggal kosmonot dan laboratorium ilmiah, serta platform pengintaian militer Uni Soviet. Setelah berhasil meluncur ke angkasa, Salyut 1 mendapatkan predikat sebagai stasiun luar angkasa pertama dunia.

Pembangunan Salyut 1 dimulai pada awal 1970, dan setelah hampir setahun dikirim ke Kosmodrom Baikonur. Beberapa program yang belum selesai, kemudian dikembangkan di pusat peluncuran. Program Salyut dikelola oleh Kerim Kerimov yang merangkap sebagai ketua dalam misi Soyuz. Sebenarnya, peluncuran direncanakan pada 12 April 1971 sebagai peringatan 10 tahun penerbangan Yuri Gagarin, manusia pertama yang meluncur ke luar angkasa. Namun, karena masih ditemukan sejumlah masalah teknis, peluncuran dimundurkan. Stasiun itu memiliki berat sekitar 18.500 kilogram dan berbentuk silinder dengan panjang sekitar 20 meter dan diameternya 4 meter. Dalam stasiun tersebut terdapat tiga kompartemen, yakni dua area kerja besar dan kecil serta area mesin dan peralatan kontrol. Untuk dua area kerja menyediakan ruang dan peralatan untuk makan, rekreasi, stasiun kontrol, penyimpanan makanan dan air, kebersihan, olahraga, dan eksperimen sains. Sebuah lubang bundar di atas area kerja besar memiliki sensor untuk mempelajari mikrometeoroida di sekitar Bumi. Dalam area kerja juga terdapat teleskop untuk mempelajari spektrum bintang serta mengambil foto Bumi dari luar angkasa. Salyut awalnya disebut "Zarya," tetapi ini diubah sebelum diluncurkan sehingga tidak akan ada kebingungan antara stasiun dan tanda panggilan kontrol. Setelah berhasil meluncur, stasiun luar angkasa ini mampu mengorbit terhadap bumi.

     Setelah berada pada posisi yang telah ditentukan, akhirnya Uni Soviet mulai meluncurkan wahana antariksa bernama Soyus 10 untuk mengunjungi stasiun yang telah berhasil meluncur. Soyuz 10 lepas landas, membawa tiga kru menuju stasiun ruang angkasa dengan maksud tetap di ruang angkasa selama 30 hari. Namun, upaya mereka ternyata tak berhasil karena terjadi masalah teknis. Soyuz 10 tak bisa berlabuh mendekati serta memasuki Salyut 1. Akhirnya, misi Soyuz 10 dibatalkan dan kru kembali dengan selamat ke Bumi. Pada 6 Juni 1971, Soyuz 11 mengangkut kosmonot Georgi Dobrovolski, Vladislav Vokov, dan Viktor Patsayev meluncur ke Salyut 1. Mereka berhasil mencapai stasiun dan bertahan selama 383 orbit dalam waktu hanya lebih dari tiga minggu. Ini adalah kali pertama dalam sejarah, stasiun luar angkasa bisa disinggahi kosmonot. Namun karena masalah panel kontrol, pada 16 Juni 1971 para kru akhirnya meninggalkan stasiun. Pada tanggal 29 Juni 1971, para kru dipindahkan kembali ke Soyuz 11 dan mulai kembali ke Bumi. Namun, kecelakaan menimpa para kosmonot sehingga menyebabkan kematian


Salyut 1 pensiun Pada 11 Oktober 1971, mesin-mesin di Salyut 1 mulai tak berfungsi. Akhirnya stasiun ini mengorbit rendah dan langsung jatuh di Samudra Pasifik. Meskipun sudah mati dan tak berfungsi, Salyut 1 telah memberikan tempat pada stasiun yang akan datang. Akhirnya Uni Soviet meluncurkan Salyut II pada 1973, namun mengalami ledakan setelah di orbit. Salyuts 3 dan 5 (1974 dan 1976, masing-masing) adalah stasiun ruang angkasa militer, sementara Salyut 4 (1974) pada dasarnya untuk tujuan ilmiah. Salyuts 6 dan 7 untuk misi ilmiah (1977 dan 1982, masing-masing) memiliki desain canggih yang menampilkan sistem pengisian bahan bakar modern dan tempat tinggal yang lebih baik. Pengalaman yang diperoleh dalam program Salyut meletakkan dasar untuk pengembangan dan pengoperasian stasiun ruang angkasa modular Mir generasi berikutnya.

 Kemajuan teknologi telah berkembang seiring dengan kemajuan zaman, hal ini memacu dalam menggunakan internet yang semakin pesat dan penggunaannya di dunia semakin meningkat. Dengan memanfaatkan teknologi internet, maka mampu menerapkan sebuah pusat server yang bersifat virtual, yang mempunyai tujuan  membangun server cloud computing di Politeknik Negeri Bengkalis menggunakan Operating System (OS) Proxmox  VE (Virtual Environment) Cloud computing menyediakan sumber daya dan kemampuan teknologi informasi misalnya, server, aplikasi, penyimpanan, komunikasi, kolaborasi, infrastruktur.

Cloud computing merupakan sebuah model komputasi  yang memungkinkan user untuk menggunakan  resource (networks, server, storage, applications, dan services) yang ada dalam sebuah jaringan cloud sehingga dapat di share dan digunakan  bersama yang terhubung ke jaringan server cloud computing.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar