Artikel

Sabtu, 07 Desember 2019

ISU PEMBUATAN SATELIT LUAR ANGKASA YANG  BERBUHUNGAN DENGAN GREEN COMPUTING

 
Teknologi luar angkasa pasca perang dingin terlihat dalam pembentukan Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) oleh Amerika Serikat dan Rusia pada 20 November 1998. ISS yang merupakan sebuah laboratorium penelitian yang ditempatkan di orbit rendah bumi itu menjadi simbol kerja sama dalam eksplorasi luar angkasa antara dua negara besar yang dulu bersaing.
Saat ini, ISS nggak cuma hasil kerja sama antara Amerika Serikat dan Rusia saja, Squad. Melainkan negara-negara seperti Kanada, Jepang, Prancis, Belgia, Denmark, Jerman, Britania Raya, Italia, Belanda, Norwegia, Swedia, Spanyol, dan Swiss juga ikut andil dalam memajukan ISS.
 Awal Desember di tahun yang sama, Amerika Serikat mencoba meluncurkan satelit pertama buatan dalam negeri mereka yang bernama Vanguard. Sayangnya, misi itu gagal. Kegagalannya disebabkan oleh sesaat sebelum meluncur, roket beserta satelitnya meledak di landasan peluncuran. Amerika Serikat pun kembali melakukan riset dan pengembangan satelit berikutnya setelah insiden memalukan itu.

Tidak lama setelah itu, tepatnya pada 31 Januari 1958, Amerika Serikat akhirnya bisa menandingi Soviet dengan meluncurkan satelit pertamanya, Explorer 1. Satelit dengan bobot seberat 13 kilogram itu aktif mengitari bumi sebelum akhirnya hilang kontak pada 23 Mei 1958.

ISS merupakan satelit terbesar buatan manusia. Ia dihuni oleh tiga sampai enam astronaut yang bergantian pergi-pulang selama enam bulan sekali sejak November 2000. Untuk menuju ISS, manusia menggunakan teknologi kapsul antariksa bernama Soyuz buatan Rusia, sementara logistiknya diangkut dengan kapsul Dragon milik Amerika Serikat.
Penerapan Green Computing Terhadap Perkembangan Satelit Luar Angkasa (Green Satellites)
Banyak orang beranggapan bahwa satelit tidak bisa ramah lingkungan karena mereka beranggapan peluncuran roket besar akan mengakibatkan banyak awan asap di sekitarnya. Tetapi dalam peluncuran Ariane 5 tidak seperti itu, Ariane 5 menggunakan hidrogen cair dan oksigen cair sebagai penggerak. Sehingga pembakaran yang terjadi akan berubah menjadi air.

Penerapan Green Computing Terhadap Perkembangan Satelit Luar Angkasa

Dalam peluncuran Airiane 5 dapat dibandingkan dengan penerbanhan Boeing 747 dari London ke New York. Mesin Ariane 5 juga 3 kali lebih efisien daripada menggunakan Boeing. Jadi peluncuran Ariane 5 selama satu tahun penuh menciptakan lebih sedikit polusi Gas daripada penerbangan Boeing satu malan dari New York ke London. Dan apabila dunia pada akhirnya harus bergerak menuju “Ekonomi Hidrogen” maka teknologi yang dibutuhkan adalaah dari generasi modern peluncuran ruang angkasa ini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar