Pengertian Manufaktur
Istilah Manufaktur merupakan kata yang berasal dari bahasa latin yaitu “manus” (tangan) dan “faktus” (membuat) sehingga dapat diartikan dibuat dengan tangan.
Arti dari “dibuat dengan tangan” ini adalah mengambarkan bahwa pembuatan sebuah produk masih menggunakan cara manual.
Manufaktur sendiri merupakan sabang dari industri yang menggunakan peralatan dan medium proses untuk mengubah bahanmentah menjadi bahan jadi.
Seluruh upaya produksi ini melibatkan seluruh proses antara yang dibutuhkan untuk produksi dan intergrasi komponen suatu produk.
Pada tahun 1983 di dalam Konfrensi Internasional Penelitian produksi, istilah manufaktur didefinisikan sebagai rangkaian aktivitas yang saling terkait dan dilakukan dengan melibatkan desain, pemilihan material, perencanaan, produksi, jaminan mutu, mengelola dan memasakan produk industri manufaktur.
Di era modern saat ini, pengertian manufaktur adalah pengerjaan atau proses produksi yang dilakukan secara otomatis dan mesinnya dikontrol oleh komputer dengan pengawasan manual.
Pengertian manufaktur sendiri dapat dilihat dari dua sisi yaitu dari sisi teknologi dan sisi ekonomi.Bila dilihat dari sisi teknologi, pengertian manufaktur adalah aplikasi dari proses fisika dan kimia untuk mengubah property, geometri dan tampilan material awal menjadi part atau produk.
Proses manufaktur ini dapat melibatkan kombinasi dari machinery, tools, power dan tenaga kerja.
Bila diihat dari sisi ekonomi, pengertian perusahaan manufaktur adalah transpormasi material menjadi item yang memiliki nilai tambah (value) melalui proses atau perakitan.
Jenis Proses Manufaktur
Indistri Manufaktur merupakan sistem bisnis yang sangat sederhana dimana pemilik membeli bahan baku atau bagian komponen untuk memproduksi produk jadi.
Agar dapat berfungsi sebagai bisnis maka pabrikan harus mengeluarkan biaya, memenuhi permintaan, dan membuat produk untuk memasok kebutuhan pasar.
Pabrik atau industrik manufaktur mengoperasikan satu dari tiga jenis produksi manufaktur berikut :
Make To Stock (MTS)
Pada dasarnya jenis produksi ini, pabrik akan memproduksi produk akhir dan siap dikemas.
Kegiatan manufaktur ini di berfokus pada kebutuhan memenuhi tingkat persediaan dan permintaan yang tidak bisa di identifikasi pada proses produksi.
Sistem produksi selalu mengutamakan tingkat persediaan untuk order dimasa mendatang dan bukan didasarkan pada order produk pada saat ini.
Dengan memprediksi pasar untuk barang-barang mereka, pabrikan akan merencanakan kegiatan produksi terlebih dahulu.
Resiko terbesar Make To Stock adalah jumlah persediaan yang lebih besar dibandingkan dengan permintaan sehingga perusahaan dapat mengalami kerugian.
Strategi MTS ini biasanya digunakan oleh perusahaan yang memproduksi barang konsumsi seperti produk makanan, peralatan rumah tangga, dll
Make To Order (MTO)
Pada jenis ini, biasanya produsen memiliki persediaan namun hanya berupa desain produk dan beberapa bahan baku standar uamg sesuai dengan produk yang dibuat sebelummnya.
Di dalam kegiatan ini prodesen hanya menunggu pesanan atau order dari konsumen sebelum mereka membuat produk.
Kegiatan produksi dengan jenis MTO akan dimulai ketika konsumen telah menentukan spesifikasi produk kemudian produsen akan memproduksi produk tersebut.
Resiko yang timbul dari jenis manufaktur ini tergolong kecil karena hanya perusahaan akan mengeluarkan operasional sesuai dengan permintaan konsumen.
Pengelolaan persediaan tergolong mudah untuk dikendalikan dan pemilik tidak bergantung pada permintaan pasar.
Waktu tunggu pelanggan lebih lama dan pabrikan membutuhkan aliran pesanan yang konstan untuk menjaga pabrik tetap berproduksi.
Make To Assemble (MTA)
Di dalam strategi MTO ini, Perusahaan manufaktur akan memproduksi barang dalam bentuk part-part kemudian dikirim pada perusahaan perakitan yang akan merakit part-part tersebut dengan part lainnya sehingga menjadi produk jadi yang dapat digunakan konsumen.
Resiko dari strategi ini adalah perusahaan harus menyimpan modul-modul tersebut sehingga ketika permintaan pasar berkurang maka membutuhkan tempat penyimpanan yang lebih besar.
Namun risiko ini dapat di minimalkan dengan sistem peramalan yang tepat dan akurat.
Strategi ini biasanya diterapkan oleh perusahaan manufaktur yang memproduksi modul standar seperti ram, harddisk, motherboard, dll.
Manufacturing Software
Ini merupakan perangkat lunak yang paling penting untuk bisnis manufaktur, sebab sistem ini memang dirancang khusus untuk mengotomatiskan berbagai proses kompleks dan berulang dalam bisnis manufaktur.
Sistem manufaktur memudahkan produsen untuk menghilangkan proses yang tidak memberikan nilai bagi bisnis, mengurangi pemberhentian yang tidak terencana, mencegah kendala dalam proses produksi, mengoptimalkan penjadwalan dan alokasi sumber daya terlepas dari lokasi pabrik, memiliki visibilitas lengkap dari seluruh proses manufaktur, dan mematuhi standar kualitas.
Fitur-fitur yang ada dalam sistem manufaktur yang modern di antaranya yakni:
- Manufacturing Order: memudahkan produsen memberikan instruksi yang diperlukan untuk pengerjaan manufaktur, termasuk menentukan produk yang akan dibuat, jumlahnya, perutean material yang dibutuhkan, dan waktu dimulainya pengerjaan
- Work Order: berfungsi mengelola informasi urutan kerja dan menentukan checklist untuk setiap tugas dalam urutan kerja
- Order Planning: memudahkan produsen mengatur dan mengubah jadwal produksi serta merencanakan sumber daya yang diperlukan dalam proses produksi
- Bill of Material: membantu produsen membuat formula produksi atau menentukan komponen-komponen yang dibutuhkan dalam pembuatan suatu produk
- Routing: menentukan urutan perutean untuk produk dan perintah kerja serta mengelola informasi lengkap perutean seperti kode BOM, work center, ID mesin, nama tenaga kerja, jenis durasi dan banyak lagi
Inventory Management Software
Produsen memerlukan sistem manajemen inventaris untuk membantu mereka memastikan persediaan selalu berada di tingkat yang mencukupi sehingga mengurangi kemacetan dalam proses produksi. Sistem manajemen inventaris yang baik memungkinkan produsen mengelola persediaan barang mereka di beberapa lokasi pabrik sehingga produsen dapat memonitor ketersediaan dan mengalokasikan seluruh sumber daya melalui satu sistem.
Berikut ini adalah beberapa yang dimiliki oleh sistem manajemen inventaris yang baik:
- Manajemen Tingkat Stok: Membantu manajer inventaris untuk mengatur tingkat minimum persediaan dan memasang peringatan ketika tingkat persediaan mendekati batas minimum
- Manajemen Procurement: Membantu produsen melakukan pemesanan ulang secara otomatis untuk bahan-bahan tertentu kepada penyuplai ketika persediaan menipis
- Manajemen Supplier: Menyimpan seluruh informasi lengkap mengenai penyuplai sehingga memudahkan produsen untuk menemukan penyuplai dengan penawaran yang terbaik
- Forecasting: Membantu produsen untuk mengetahui barang-barang dengan tingkat permintaan tinggi dan memperkirakan kebutuhan material di masa mendatang sehingga menghindari pembelian barang yang tidak dibutuhka
SCM Software
Manajemen rantai suplai merupakan pendekatan sistematis untuk mengelola distribusi barang dari penyedia bahan baku, melalui produsen, dan akhirnya ke konsumen atau pengguna akhir.
Bisnis manufaktur memerlukan perangkat lunak supply chain management (SCM) untuk menyederhanakan rantai suplai mereka, mulai dari memastikan ketersediaan bahan baku, berkomunikasi dengan pemasok, mengontrol biaya pembelian, hingga memastikan barang sampai ke tangan konsumen dengan baik.
Fitur-fitur yang ada dalam sistem SCM yang canggih di antaranya yakni:
- Manajemen Pesanan: Menyederhanakan pemrosesan pesanan dengan menghilangkan berbagai kendala, mencegah kesalahan, melancarkan pengiriman faktur, dan memastikan pembayaran tepat waktu
- Manajemen Inventaris: menyederhanakan pelacakan inventaris, memastikan ketersediaan bahan baku dan barang jadi, serta mengontrol biaya untuk pembelian inventaris
- Pelacakan Pengiriman: Membantu produsen memastikan pesanan dikirim ke pelanggan tepat waktu dan memungkinkan kurir untuk memperbarui status pengiriman
- Perencanaan dan Perkiraan: Memberikan laporan lengkap untuk membantu produsen menghindari pembelian yang tidak perlu, kekurangan dan kelebihan stok, dan memperkirakan kebutuhan inventaris di masa mendatang
- Manajemen Pengembalian: Memudahkan proses pengembalian barang kepada konsumen melalui langkah-langkah yang praktis
CRM Software
Industri manufaktur telah mengalami transformasi dramatis selama bertahun-tahun. Sebelumnya, produsen menanggapi apa pun yang dibutuhkan oleh pelanggan. Akan tetapi, sekarang mereka menjadi lebih customer centric. Alih-alih menunggu pelanggan untuk memberi tahu mereka apa yang mereka butuhkan, bisnis manufaktur kini dapat memperkirakan apa yang akan dibutuhkan dalam beberapa bulan mendatang dan menggunakan teknik seperti lean manufacturing dan otomatisasi untuk memenuhi permintaan pelanggan.
Sistem CRM dapat membantu bisnis manufaktur menganalisis perilaku konsumen dengan lebih mudah melalui data penjualan real-time dan lengkap serta berfokus pada peluang-peluang yang terbaik.
Berikut ini adalah beberapa fitur yang ada dalam sistem CRM yang canggih:
- Manajemen Data Pelanggan: memudahkan produsen mengelola informasi lengkap calon pelanggan dan pelanggan yang mereka miliki saat ini
- Manajemen Sales Pipeline: Memungkinkan tim penjualan manufaktur membuat dan memonitor tahapan penjualan, melacak status penjualan, dan menganalisis peluang
- Email Marketing: memudahkan tim marketing untuk membuat dan mempersonalisasi campaignkepada prospek dan pelanggan sesuai dengan segmentasinya
- Laporan Penjualan: Membantu produsen mendapatkan wawasan lengkap mengenai keuntungan dan kerugian dalam penjualan, menganalisis pelanggan dan prospek, mengetahui sales turnover, dan lain-lain
- Manajemen Tenaga Penjualan: Membantu manajer penjualan mendistribusikan calon pelanggan ke tenaga penjualan yang tepat sambil memonitor kinerja mereka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar